Sugandi menuturkan pengalamannya sebagai berikut. Suatu hari dia
sedang melakukan kerja lapangan sebagai seorang kontraktir pengaspalan jalan di
suatu tempat di jalan raya Bogor - Sukabumi. Letaknya tidak jauh dari kota
Sukabumi, Jawa Barat. Suatu pagi dia bermaksud untuk istirahat sejenak. Untuk
itu dia masuk kewarung kopi tempat biasanya dia datangi yang terletak di tepi
jalan. dia memesan segelas kopi panas.
Setelah gelas kopi itu berada di
depannya, dengan tergesa - gesa dia tuangkan isinya ke atas piring tempat gelas
itu berdiri. Padahal, dia menghirup kopi yang masih panas itu dengan terburu -
buru. Panasnya air kopi sangat terasa menyengat rongga mulutnya.
Dia heran kenapa meminum kopi dengan
cara begitu. Biasanya, waktu minum kopi adalah waktu santai sambil mencicipi
sedikit demi sedikit kopi yang tersedia di depannya. Namun waktu itu, dia
selesaikan meminumnya dengan cepat, berdiri untuk membayarnya, pergi keluar
warung itu, dia melihat pemilik warung membereskan gelas dan piring kopinya
kedapur.
Ketika berada di seberang jalan,
sebuah truk penuh muatan keluar dari jalan raya dan langsung menabrak dan
melindas rata warung yang baru saja ia tinggalkan. Warung itu rata dengan
tanah. Dengan terperanjat dan terpengarah dia melihat kejadian itu.
Keluarlah ucapan "Astaghfirullah al-azim !"
Waktu itu dia segera sadar kenapa
kalbunya berbisik untuk meminum kopi dengan tergesa - gesa dan meninggalkan
warung itu. Dia pun merasa bersyukur pemilik warung memindahkan gelas bekas
kopinya dan berjalan kedapur. karena itu, pemilik warung juga terhindar dari
kecelakaan.
Tangan tuhan bekerja menyelamatkan hidupnya dan hidup pemilik
warung. Dengan tiada henti - hentinya dia mengucap syukur dan pujian ke hadirat
tuhan Yang Mahakuasa. Alhamdulillah, dia menuruti kalbunya yang berbisik untuk
segera menghabiskan kopinya dan meninggalkan warung.
Sumber : Buku Dengarkan Hatimu Berbisik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar