Jumat, 03 April 2015

Ucapan dan Ejaan Kalimat

UCAPAN
   
-Bahasa Indonesia bagi sebagian besar penuturnya adalah bahasa kedua.
Para penutur yang berbahasa Indonesia, bahasa Indonesia mereka terpengaruh
oleh bahasa daerah yang telah mereka kuasai sebelumnya. Pengaruh itu dapat
berkenaan dengan semua aspek ketatabahasaan. Pengaruh yang sangat jelas ialah
dalam bidang ucapan. Pengaruh dalam ucapan itu sulit dihindarkan dan menjadi
ciri yang membedakan ucapan penutur bahasa Indonesia dari daerah satu dengan
daerah yang lain. Sering dengan mudah kita dapat menentukan daerah asal
seorang penutur berdasarkan ucapan bahasa Indonesianya.

  Ejaan 

-Pengantar Ejaan penting sekali artinya dalam  kaitannya dengan penggunaan bahasa
Indonesia produktif tulis. Dalam tulis-menulis orang tidak hanya dituntut untuk
dapat menyusun kalimat dengan baik, memilih kata yang tepat, melainkan juga
mengeja kata-kata dan kalimat tersebut sesuai dengan ejaan yang berlaku. Dalam
surat-surat pribadi dan kalimat catatan harian misalnya, ketaatan dalam EYD tidak
mutlak. Dalam karangan ilmiah, dalam makalah, dan dalam surat-surat perjanjian,
kaidah ejaan harus betul-betul ditaati. 
 Penulisan Huruf 

 A.Huruf Kapital
Sudah kita ketahui bahwa huruf kapital digunakan untuk mengawali kalimat yang baru. Di samping itu huruf kapital juga digunakan sebagai huruf awal pada nama diri. Ucapan langsung juga diawali dengan huruf kapital.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama yang berhubungan dengan nama Tuhan dan Kitab suci. Untuk Tuhan kata gantinya pun ditulis dengan huruf kapital.

Contoh:               a.Semoga Dia tidak melupakan hamba-Nya
                           b.Hanya Engkaulah yang kami sembah.

Dalam kaitanya dengan nama diri, gelar kehormatan, keturunan, atau kagamaan, juga ditulis dengan huruf kapital.

Contoh:             a.  Nabi Ibrahim
                         b.  Haji Agus Salim
                         c.  Sultan Hasanudin

Tentu saja terpisah dari nama diri, dalam pengertian umum, huruf-huruf tersebut ditulis dengan huruf kecil.
Contoh:              a. Dia baru saja diangkat menjadi sultan
                          b. Tahun ini dia pergi naik haji.

Nama jabatan juga ditulis diawal dengan huruf kapital apabila dikaitkan dengan nama instansi atau nama daerah sebagai pengganti nama diri.

Contoh:              Gubernur DKI Jakarta
                          b. Rektor Universitas Gunadarma

Nama diri atau nama lembaga yang terdiri atas beberapa kata, kata-kata tersebut diawali dengan huruf kapital kecuali apabila kata tersebut berupa kata tegas.
Contoh :   Amir Hamzah, Halim Perdana Kusuma, Sapardi Djoko Damono
Nama lembaga contohnya :                     a. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
                                                              b. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
                                                              c. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Kata-kata yang menunjukkan hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara, paman, huruf awalnya ditulis dengan huruf kapital, apabila digunakan sebagai kata sapaan atau kata yang digunakan untuk menyebut lawan bicara.
Kata “anda”yang dalam Pedoman Ejaan yang Disempurnakan terbitan yang lama cukup ditulis dengan huruf kecil dalam edisi tahun 1988 ditetapkan harus diawali dengan huruf kapital. Perlu dijelaskan bahwa kata anda bukanlah kata sapaan melainkan betul-betul merupakan kata ganti seperti halnya kamu dan engkau. Jadi dengan ditetapkanya penulisan “Anda” yang diawali dengan huruf kapital tidak ada lagi kata “Anda” yang diawali dengan huruf kecil.

Kemudian kata-kata yang digunakan dalam pengertian khusus harus ditulis dengan huruf kapital, sedangkan kata-kata dengan pengertian umum ditulis dengan huruf kecil. Kata presiden, gubernur, universitas, atau fakultas misalnya, dalam pengertian umum ditulis dengan huruf kecil.
Contoh:          a.Suatu negara yang berbentuk republik itu dikepalai oleh seorang presiden.
            b.Suatu provinsi dikepalai oleh seorang gubernur

Dalam pengertian khusus kata-kata tersebut diawali dengan huruf kapital.
Misalnya:            a.Presiden Republik Indonesia akan melawat ke luar negri.
b.Ia diterima menjadi mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma tahun kuliah 2003/2004.
Nama diri yang kemudian menjadi nama jenis, tidak perlu ditulis dengan huruf kapital.
Contoh:              a.Ayah membeli mesin diesel.
                          b.Adik gemar sekali pisang ambon
                          c.Berapa harga seikat rambutan aceh?
                          d.Ibu membeli garam inggris.
Nama diri yang biasanya diawali huruf kapital itu juga ditulis dengan huruf kecil apabila diapit dengan awalan atau akhiran.
Contoh:               a.Ucapan keinggris-inggrisan.
b.Masalah-masalah ketuhanan jangan dicampuradukkan dengan masalah-masalah keduniaan.

      B.Huruf Tebal dan Huruf miring
Apabila ditulis dengan tangan kata-kata yang merupakan judul buku ini harus diberi garis bawah.
Contoh:               a.Tata Bahasa Baku Indonesia
                           b.Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
 Contoh penulisan nama majalah:
                           a.Pengajaran Bahasa dan Sastra
                           b.Pembinaan Bahasa Indonesia
                           c.Hukum dan Keadilan
Judul naskah yang belum diterbitkan sebagai buku seperti naskah skripsi, tesis, atau disertai cukup ditulis dalam tanda petik (“___”)
Contoh:               a.“Ejaan yang Benar dalam bahasa Indonesia “.
                           b.“Frase Nomina dalam bahasa Indonesia”.
Judul-judul tersebut kalau dicetak  ditulis dengan huruf miring.
Contoh:               a.“Ejaan yang Benar dalam bahasa Indonesia “.
                           b.“Frase Bilangan dalam bahasa Indonesia”.
Judul karangan yang dimuat dalam majalah atau dalam buku kumpulan karangan, atau judul satu bab dari suatu buku yang harus ditulis dengan huruf miring, kalau diketik atau ditulis tangan di antara tanda petik.
Contoh:          a.  Karangan Djoko Kencono yang berjudul “Penyempurnaan Ejaan Bahasa Indonesia” dimuat dalam buku Bahasa dan Kesustraan Indonesia sebagai Cermin Manusia IndonesiaBaru.
Huruf miring juga dipergunakan untuk menegaskan atau mengkhususkan kata, bagian kata atau kelompok kata.
Contoh:               a.Huruf pertama kata abad adalah a.
                           b.Dia bukan menipu tetapi ditipu (“me-“ dan “di-“ ditulis miring)
                           c.Yang saya maksudkan prestasi bukan prestise.
                           d.Buatlah kalimat-kalimat dengan kata berlepas tangan.
Huruf miring juga digunakan untuk menuliskan nama ilmiah atau ungkapan asing yang belum disesuaikan ejaannya.
Contoh:               a.Nama ilmiah buah manggis ialah carcinia mongostana
                           b.Politik devide et impera pernah merajalela di negri ini.


Tanda Baca
         A. TANDA TITIK (.)
Sudah kita ketahui tanda titik dipakai untuk menandai berakhirnya kalimat. Di samping itu tanda titik juga digunakan sesudah nomor bab atau subbab atau bagian dari subbab. Penomoran bab atau subbab yang menggunakan sistem persepuluh pada angka terakhir tidak disertai titik untuk menghemat tempat.
Singkatannya yang terdiri dari huruf-huruf kapital, seperti SMP, SMA, ABRI tidak menggunakan titik. Singkatan dengan huruf kapital yang merupakan gelar yang diletakkan di belakang nama tetap menggunakan titik di belakang tanda koma tersebut.
Contoh:     Dr. Dharma Tintri, Izzati Amperaningrum SE. MM singkatan yang  menggunakan huruf kecil menggunakan titik. 
Misalnya:  a. atas nama                     a.n.
                           b.untuk beliau                  u.b.
                           c.dan sebagainya dsb.
         Yang perlu diperhatikan adalah kapan seharusnya titik tidak digunakan. Kesalahan yang sering terjadi ialah digunakan titik pada tempat yang seharusnya tidak menggunakan titik. Judul bab atau judul bagian subbab perlu menggunakan titik apabila judul itu langsung diikuti uraian yang dimulai dengan baris yang sama dengan judul subbab atau judul bagian subbab tersebut.
Alamat surat, baik alamat pengirim ataupun alamat yang dituju, juga tidak menggunakan titik karena alamat tersebut tidak merupakan kalimat. Tanda titik juga tidak dipakai pada singkatan-singkatan yang berkenaan dengan ukuran atau timbangan, seperti  Rp (rupiah), kg (kilo gram), m (meter), lt (liter) dan sebagainya. Tanda titik juga digunakan dalam daftar pustaka yang rujukanya menggunakan sistem rujukan tahun dan halaman. Karangan yang menggunakan rujukan pengarang atau penyuting, antara judul buku dan kota penerbit.
Contoh: Alisyahbana, Sutan Takdir. 1949. Tata Bahasa Baru Indonesia. Jakarta: Pustaka Rakyat.

         B. TANDA KOMA(,)

  Koma digunakan untuk menandai adanya jeda atau kesenyapan antara dalam suatu kalimat. Tanda koma sering digunakan setelah seruan, seperti: ah, wah, aduh, ya, hai, dan sebagainya. Juga sesudah kata-kata seperti meskipun begitu, jadi, namun demikian, oleh karena itu, maka dari itu. Tanda koma juga digunakan dalam kalimat majemuk yang anak kalimatnya mendahului induk kalimatnya.
Contoh:               A.Meskipun hujan, ia pergi juga ke kantor,
                           B.Karena sakit, ia tidak jadi pergi ke Jakarta
Tanda koma digunakan juga untuk memisahkan dua kalimat yang setara yang dihubungkan dengan kata  tetapi, atau, melainkan.
Contoh:               A.Orang itu kaya, tetapi tidak kikir
                           B.Yang sudah lulus bukan dia, melainkan adiknya
Tanda koma juga digunakan untuk membatasi unsur-unsur dalam suatu perincian.
Contoh:        A.Jurusan-jurusan dalam Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma ialah Jurusan  Akuntansi, dan Jurusan Manajemen.
Yang harus diperhatikan ialah sebelum dan masih digunakan tanda koma.

Tanda koma juga digunakan dalam rujukan kurung atau dalam rujukan tahun dan halaman, untuk membatasi nama akhir pengarang dengan tahun penerbit.

Contoh: Kalimat ialah satuan kumpulan yang mengandung arti penuh (Alisyahbana, 1953 :20)
Tanda koma juga digunakan untuk membatasi kata-kata dalam kalimat petikan langsung.

Contoh:               A.Ibu berkata, “Ayahmu belum pulang”.
B.“Saya gembira sekali”, kata Pak lurah, “desa kita menjadi juara pertama”.

Tanda koma sering digunakan untuk mengapit atau menyisipkan keterangan tambahan.
Contoh: pemuda itu, yang bertahun-tahun merantau, sudah pulang ke desanya.
Tanda koma juga dipakai di antara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, dan di antara nama tempat dan wilayah suatu negara yang ditulis secara beruntun.
Contoh:   Yth. DR. Aries Budi Setyawan. , Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma,   Jakarta
Seperti yang sudah disebutkan di atas, maka koma juga digunakan untuk membatasi nama dan gelar yang terletak di belakang nama, jumlah rupiah, ketip dan sen, antara satuan dan persepuluh.
Contoh:               Prof. Dr. Dali S. Naga.
                           Rp1.250,50
                           Nilainya 7,5
         C. TITIK KOMA(;)
Tanda titik koma digunakan juga untuk memisahkan kalimat-kalimat dalam suatu perincian.
Contoh:  Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan teirma kasih  yang     sebesar- besarnya kepada:
1.      Bapak DR. Aries Budi Setyawan dan Ibu Masodah SE. MM sebagai pembimbing 1 dan pembimbing 2, yang dengan penuh kesabaran telah memberikan petunjuk dan nasihat-nasihatnya;
2.      Ibu Izzati Amperaningrum SE. MM , dosen wali penulis yang telah banyak memberikan bimbingan selama penulis belajar di Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma;
3.      Ir. Arjuna, pacar penulis yang dengan setia mendampingi penulis menyelesaikan skripsi ini.
Dalam surat-surat keputusan tanda titik koma banyak digunakan untuk membatasi kalimat-kalimat yang merupakan bagian dari konsideransi dan bagian dari isi putusan itu sendiri.
     Contoh:    Mengingat bahwa        1……………….;
                                                        2……………….;
                                                        3……………….;
                      Membimbing              1……………….;
                                                        2……………….;
                                                        3……………….;
                     Memutuskan                1……………….;
                                                        2……………….;
                                                        3……………….;

         D. TITIK DUA(:)
 Tanda titik dua dipakai akhir suatu pernyataan yang lengkap dan diikuti oleh rangkaian atau perincian.
Contoh :    Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma mempunyai dua jurusan: Jurusan Akuntansi dan Jurusan Manajemen.

       Titik dua juga digunakan pada kata-kata misalnya, contohnya, dan sebagai berikut yang diikuti perinciaan.
         Tanda titik dua juga digunakan untuk pemerian yang berbentuk formula, misalnya pemerian suatu organisasi sebagai berikut:
         Ketua             :   Meilani              
         Sekretaris       :   Lies Handrijaningsih                         
         Bendahara       Sri Kurniasih Agustin                      
                Juga dalam surat- surat undangan yang menyebutkan hari/tanggal, pukul, tempat, dan cara dalam bentuk  formula berikut:
         Dengan Hormat,
        Kami mengharapkan kehadiran Bapak/Ibu/Saudara dalam suatu rapat pengurus
        Yang akan kita selenggarakan pada:
        Hari/tanggal         Senin, 25 Juli 2005
        Pukul                   10.30
        Tempat                Di Gedung 5 Lantai 1 Depok                
                                       Jl. Margonda Raya 100 Pondok Cina -Depok .
        Dengan acara       Penyusunan Rencana Kegiatan Akademis.
Apabila uraian diatas tidak disusun dengan formula seperti tersebut diatas, tanda titik dua tidak perlu dipergunakan.

          E. TANDA PETIK (“- “ )
              Di atas disebutkan bahwa yang ditulis dengan tanda petik dalam tulisan atau ketikan biasanya dicetak dengan huruf miring. Penggunaan tanda petik dalam petikan langsung tidak dicetak dengan huruf miring, melainkan tetap dicetak dengan suatu majalah pun tanda petik itu tetap digunakan. Dalam karangan tercetak tanda petik juga digunakan untuk menandai kata-kata yang tidak digunakan dalam arti yang sebenarnya. Misalnya : Itu dia “pahlawan” kita datang. 

          F. TANDA HUBUNG (-)
Tanda hubung digunakan untuk menghubungkan kata-kata yang diulang seperti meja-meja , berjalan-jalan, buah-buahan.
Tanda hubung digunakan apabila huruf-huruf dirangkaikan dengan bilangan, huruf kecil, atau huruf kecil yang dirangkaikan dengan huruf kapital.
         Contoh:  A.Abad ke-20
                       B. Tuhan selalu melindungi hamba-nya
                       C, Ijazah SMA-nya hilang.
Tanda hubung juga digunakan untuk membatasi tanggal, bulan, dan tahun apabila semuanya ditulis dengan angka.
Contoh: A.Jakarta, 27-11-2005
Tanda hubung juga digunakan untuk menghubungkan awalan atau akhiran dalam bahasa Indonesia yang dirangkaikan dengan kata dasar asing.
Contoh: A.Di-smash , pen-tackle-an
Tanda hubung juga digunakan untuk mendai hubungan kata-kata dalam kelompok kata agar tidak menimbulkan tafsiran yang tidak dikehendaki.
Contoh: A.Istri pejabat yang nakal itu.
Untuk menjelaskan bahwa yang nakal itu adalah istri pejabat maka antara istri dan pejabat perlu diberi tanda hubung . Kalau yang nakal itu pejabat maka yang diberi tanda hubung antara yang nakal dan pejabat . (istri-pejabat yang nakal itu. Istri pejabat-yang nakal itu)

 Sumber referensi :
  • wahyu.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/.../BAB3.
  • http://www.academia.edu/9871122/Ucapan_dan_Ejaa
  • http://kamuslife.com/2011/11/jenis-jenis-tanda-baca-dan-fungsi-tanda-baca-ortografi-dalam-kamus-besar-bahasa-indonesia.html
  • http://edigunawan01.blogspot.com/2013/04/ucapan-dan-ejaan-bahasa-indonesia.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar